MODEL KESEIMBANGAN RISIKO DAN RETURN: CAPITAL ASSET
PRICING MODEL
9.1 Hubungan
Positif antara Risiko dengan Return
Dalam
pasar keuangan yang efisien, dan jika investor tidak suka risiko (risk-averse),
maka kenaikan risiko harus dikompensasi oleh tingkat keuntungan yang lebih
tinggi. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi tingkat keuntungan yang
diharapkan. bagaimana dengan bukti empiris, apakah sesuai atau tidak dengan
prediksi hubungan positif antara risiko dengan return. Tabel berikut ini
menyajikan return dan risiko untuk beberapa sekuritas di Amerika Serikat dari
tahun 19261999.
Saham perusahaan kecil mempunyai risiko
paling tinggi, karena perusahaan kecil merupakan perusahaan yang belum mapan,
sehingga tingkat ketidakpastiannya sangat tinggi. Obligasi pemerintah mempunyai
kemungkinan default (tidak mampu membayar kewajibannya) yang kecil, karena
kemungkinan pemerintah default cukup kecil. Dari segi investor, instrumen
keuangan dengan jangka waktu yang lebih pendek mempunyai tingkat kepastian
pengembalian yang lebih tinggi, karena itu mempunyai risiko yang lebih kecil.
Saham perusahaan kecil yang mempunyai risiko paling tinggi, juga mempunyai
tingkat keuntungan yang paling tinggi, dan sebaliknya.
9.2 Capital
Asset Pricing Model
9.2.1 Set yang Efisien untuk Aset yang Berisiko
Set
yang efisien tersebut bisa digambarkan berikut ini. Set yang Efisien untuk
Investasi yang Berisiko Tingkat Keuntungan yang Diharapkan
Garis melengkung semacam itu akan terbentuk.
Garis tersebut merupakan set yang efisien, yaitu garis yang terdiri dari
portofolio yang mendominasi aset lainnya.
9.2.2 Asumsi CAPM
Model CAPM dirumuskan oleh dua orang yang bekerja
secara independen: William Sharpe (1964) dan John Lintner (1965). William
Sharpe kemudian memperoleh hadiah Nobel untuk jasanya pada tahun 1990,
sementara John Lintner sayangnya sudah meninggal, sehingga dia tidak memperoleh
hadiah Nobel.
Sama seperti model lainnya, CAPM menggunakan beberapa
asumsi, yaitu:
1)
Investor memfokuskan pada periode kepemilikan tunggal,
mereka mencoba memaksimumkan tingkat kepuasan mereka (expected utility) dengan
memilih alternatif portofolio dengan menggunakan basis tingkat keuntungan yang
diharapkan dan standar deviasi
2)
Investor bisa meminjam dan meminjamkan dengan jumlah
yang tidak terbatas pada tingkat bunga bebas risiko, dan tidak ada pembatasan
terhadap short-sales.
3)
Investor mempunyai perkiraan tingkat keuntungan yang
diharapkan, varians, dan kovarians antar aset, yang sama satu sama lain. Jika
investor yang satu memperkirakan tingkat keuntungan aset X adalah 15%, maka
investor lainnya juga memperkirakan 15%. Dengan kata lain pengharapan investor
adalah homogen (homogenous expectation [1] Short sales adalah penjualan aset
yang dipinjam. Short sales dilakukan jika kita mengantisipasi penurunan harga.
4)
Tidak ada pajak
5)
Investor tidak bisa mempengaruhi harga, semuanya price
takers (harga ditentukan oleh pasar). Situasi semacam ini terjadi di pasar
persaingan sempurna. Seorang investor sangat kecil ukurannya dibandingkan
dengan pasar
6)
Kuantitas semua aset sudah ditentukan. Asumsi-asumsi
semacam itu tidak realistis. Tetapi baik tidaknya suatu model tidak tergantung
dari realistis atau tidaknya asumsi yang dipakai. Baik tidaknya model akan
tergantung dari kemampuannya menjelaskan fenomena yang ada. Dengan kata lain,
baik tidaknya teori tersebut akan ditentukan oleh bukti empiris, apakah
mendukung atau konsisten dengan model tersebut atau tidak.
9.2.3. Capital Market Line (CML)
Jika ada investasi bebas risiko, maka set yang efisien
akan berubah menjadi garis lurus yang menghubungkan Rf dengan set yang efisien
untuk investasi yang berisiko. Lebih tepatnya lagi, garis tersebut menyentuh
(tangent) set yang efisien untuk investasi yang berisiko.
Dari bagan di atas beberapa observasi bisa dilakukan.
Titik M yang merupakan titik persinggungan pada bagan 2 disebut sebagai
portofolio pasar (ditulis sebagai titik M, yaitu kepanjangan dari Market atau
Pasar). Semua investor akan memilih titik M (portofolio pasar) untuk investasi
berisiko, meskipun kurva kepuasan mereka berbeda-beda.
Mekanisme atau prinsip semacam itu disebut sebagai
prinsip pemisahan (separation principle). Separataion principles mengatakan
bahwa keputusan investasi seorang investor terdiri dari dua tahap:
1)
Investor akan mengestimasi risiko (standar deviasi),
return yang diharapkan, dan kovarians antar return aset, untuk semua alternatif
investasi yang ada.
2)
Setelah titik M ditentukan, dia akan melakukan
kombinasi dengan aset bebas risiko (Rf) sedemikian rupa sehingga preferensi
individunya akan terpenuhi. Sebagai contoh, investor yang tidak suka dengan
risiko akan menggabungkan 50% investasi bebas risiko dan 50% investasi berisiko
(titik X pada gambar 2).
Keputusan (1) sering disebut juga sebagai keputusan
investasi, sedangkan keputusan (2) bisa juga disebut sebagai keputusan
pendanaan (karena meminjam atau meminjamkan dengan tingkat bunga Rf). Karena
itu separation principle juga bisa dikatakan sebagai prinsip pemisahan
keputusan investasi dengan keputusan pendanaan. Keputusan investasi dan
pendanaan tidak terkait satu sama lain (dalam konteks di atas).
Di garis CML di atas, investor bisa memilih posisi
mana saja di CML tergantung dari preferensi risikonya (kurva kepuasan). Investor
yang sangat risk averse (tidak menyukai risiko) barangkali akan memilih aset
bebas risiko (Rf). Investor yang bersedia menanggung risiko lebih besar
barangkali akan memilih portofolio X, yaitu portofolio yang terdiri dari 50%
aset bebas risiko dan 50% aset berisiko (portofolio M). Investor juga bisa
memilih portofolio 100% aset berisiko (titik M). Investor yang bersedia
menanggung risiko lebih tinggi lagi, bisa memilih titik Y. Titik tersebut
tercapai melalui pinjaman dengan tingkat bunga Rf (atau short sales investasi
bebas risiko), kemudian pinjaman tersebut dibelikan aset berisiko M. Dengan
demikian, daerah Rf-M merupakan daerah meminjamkan, sedangkan daerah M-Y-dan
seterusnya, adalah daerah meminjam.
Rf-M-Y-dan seterusnya biasa disebut sebagai CML (Capital
Maket Line). Garis tersebut menjelaskan hubungan antara risiko dengan tingkat
keuntungan untuk portofolio yang efisien. Tingkat keuntungan bisa dituliskan
sebagai
E(Ri) = Rf + [ (E (RM ) – Rf ) /
(σM – σRf ) ] σi
Karena σRf = 0 (aset bebas risiko),
maka persamaan CML di atas bisa ditulis lagi sebagai berikut ini.
E(Ri) = Rf + [ (E (RM) – Rf ) /
(σM) ] σi
dimana : E(Ri)
= tingkat keuntungan yang diharapkan
untuk aset i
Rf = tingkat keuntungan aset bebas risiko
E(RM) = tingkat keuntungan pasar yang diharapkan
σM = risiko (standar deviasi) keuntungan
pasar
σRf = risiko (standar deviasi) investasi bebas
σi = risiko (standar deviasi) aset i
Persamaan
di atas bisa diinterpretasikan sebagai berikut. Tingkat keuntungan yang
diharapkan untuk portofolio i sama dengan tingkat keuntungan bebas risiko
ditambah premi risiko. Perhatikan bahwa Rf merupakan intercept dari garis CML,
sedangkan (E(RM) – Rf) / (σM) merupakan slope dari garis tersebut. (E(RM) – Rf)
9.2.4. Security Market Line (SML)
Garis SML (Security Market Line) menjelaskan hubungan
antara risiko dengan return untuk semua aset. Garis tersebut diturunkan dari
CML. Setelah melakukan beberapa manipulasi dan asumsi.
Garis SML bisa dituliskan sebagai berikut ini.
E(Ri) = Rf + [
(E(RM) – Rf) / (βM – βRf) ] βi
Karena ßRf = 0 (aset bebas risiko), dan ßM didefinisikan sebagai 1, maka persamaan SML
di atas bisa ditulis lagi sebagai berikut ini.
E(Ri) = Rf + [
(E(RM) – Rf) ] βI
dimana E(Ri)
= tingkat keuntungan yang diharapkan untuk aset i
Rf = tingkat keuntungan aset bebas risiko
E(RM) = tingkat keuntungan pasar yang diharapkan
βi = risiko sistematis aset i
Persamaan di atas bisa diinterpretasikan sebagai berikut.
Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk sekuritas i sama dengan tingkat
keuntungan bebas risiko ditambah dengan premi risiko. Rf bisa ditafsirkan
sebagai kompensasi atas waktu, sedangkan term kedua bisa ditafsirkan sebagai
kompensasi atas risiko sistematis. Return bebas risiko bisa diambilkan dari
obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Perhatikan bahwa persamaan di atas ditulis dalam
bentuk ex-ante (pengharapan di masa mendatang). Untuk menghitung beta dalam
prakteknya, kita bisa menggunakan data historis. Tentunya data historis
tersebut diasumsikan bisa dipakai sebagai proxy (pendekatan) nilai masa
mendatang. Sebagai proxy, return indeks saham gabungan sering dipakai sebagai
indikator return pasar.
βi (risiko sistematis) pada dasarnya merupakan
koefisien regresi dari market model. Beta juga bisa dihitung melalui formula
berikut ini.
βi = ( σ Rm Ri / σ 2 Rm )
σ Rm Ri merupakan kovarians antara return aset i
dengan return pasar. Karena σ 2 Rm mempunyai nilai yang sama (tetap) untuk
semua saham, beta saham i tergantung secara proporsional pada kovarians saham
tersebut dengan pasar (σ Rm Ri). Dengan kata lain, sumbangan risiko aset i
terhadap risiko portofolio yang akan menentukan risiko sistematis aset i.
CAPM/SML di atas bisa diinterpretasikan sama dengan
CML, yaitu tingkat keuntungan yang diharapkan untuk aset i sama dengan tingkat
keuntungan bebas risiko plus premi risiko. Premi risiko menggunakan risiko
sistematis sebagai pengukur risiko.
9.2.5 Capital
Asset Pricing Model (CAPM)
Secara
spesifik CAPM mempunyai dua tujuan:
(1)Menjelaskan hubungan antara
risiko dengan return.
Menjelaskan
Hubungan Risiko dengan Return Model CAPM bertujuan untuk menghitung premi
risiko yang pantas. Lebih spesifik lagi, model CAPM menggunakan risiko
sistematis (beta pasar saham) sebagai indikator risiko. Sebagian dari risiko
total (yang diukur melalui standar deviasi) bisa dihilangkan melalui
diversifikasi. Diversifikasi tersebut secara teoritis mudah dilakukan. Dengan
membentuk portofolio yang terdiri dari beberapa aset, risiko tidak sistematis
praktis bisa dihilangkan. Karena itu hanya risiko sistematis (risiko yang tidak
bisa dihilangkan melalui diversifikasi) yang relevan. CAPM berusaha menjelaskan
hubungan antara risiko sistematis dengan tingkat keuntungan (return).
(2)Menjelaskan kondisi keseimbangan
dalam pasar keuangan.
Menjelaskan Kondisi
Keseimbangan dalam Pasar Keuangan Model keseimbangan menurut disiplin ekonomi
keuangan dengan disiplin ekonomi berbeda. Dalam disiplin ekonomi, keseimbangan
akan terjadi jika kurva penawaran bertemu dengan kurva permintaan. Kurva
permintaan mempunyai slope negatif, sedangkan kurva penawaran mempunyai slope
positif. Harga dan kuantitas keseimbangan akan ditentukan. Dalam disiplin
ekonomi keuangan, permintaan terhadap aset keuangan biasanya diasumsikan tidak
terbatas. Maka kurva permintaan terlihat mendatar. Berapapun besarnya penawaran
sekuritas, permintaan akan bisa menyerap penawaran tersebut. Kuantitas
sekuritas tidak akan menentukan harga sekuritas. Sekuritas seperti komoditas,
satu sama lain bisa menjadi pengganti dengan sempurna (substitutable).
Faktor apa yang menentukan
harga sekuritas? Faktor yang lebih penting adalah risiko sekuritas tersebut.
Semakin tinggi risiko, semakin rendah harga saham, yang berarti semakin tinggi
tingkat keuntungan yang diharapkan.
9.3 Estimasi Beta (Risiko Sistematis)
Menurut
CAPM, hanya risiko sistematis yang berpengaruh terhadap return. Bagaimana
menghitung risiko sistematis?
9.3.1 Perhitungan Risiko Sistematis (Data
Pengharapan)
Risiko sistematis bisa dihitung dengan formula berikut
ini.
βi = σiM / σ2M
dimana βi
= beta atau risiko sistematis aset
i
σiM =
kovarians antara return aset i dengan return pasar 2
σ2 = varian return aset i
Saham
dengan beta lebih besar dari 1 disebut sebagai saham agresif, karena return
saham tersebut meningkat atau menurun lebih besar dibandingkan dengan return
pasar. Sedangkan saham dengan beta lebih kecil dari satu disebut sebagai saham
defensif, karena return saham tersebut meningkat atau menurun dengan derajat
lebih kecil dibandingkan dengan return pasar. Beta merupakan slope dari garis
karakteristik (characteristic line), yaitu garis yang menghubungkan titik
return pasar dengan return saham.
9.3.2
Perhitungan Risiko Sistematis (Data Historis)
Model
regresi berikut ini bisa dipakai untuk menghitung risiko sistematis:
Rit = αi + ßi
Rmt + eit
dimana Rit = Return aset/saham i pada periode t
αi =
Intercept dari regresi tersebut
ßi =
Koefisien regresi (indikator risiko sistematis aset/saham i)
Rmt =
Return portofolio pasar pada periode t
ei =
Residual
Model tersebut dikenal sebagai market model[3]. Model
regresi di atas menggunakan return pasar sebagai variabel bebas, dan return
saham/aset sebagai variabel tidak bebas.
Perhitungan beta membutuhkan return atau tingkat
keuntungan, bukannya harga. Untuk menghitung tingkat keuntungan harian
(return), kita bisa menggunakan rumus seperti berikut ini.
Return t = [ ( P(t+1) - Pt ) / Pt ] × 100%
9.4 Perubahan
Pada Garis SML
Garis SML tidak konstan selamanya. Garis tersebut bisa
berubah mengikuti perubahan kondisi dan ekonomi. Berikut ini dua perubahan yang
bisa terjadi pada garis SML, yaitu bergeser paralel dengan slope konstan
(perubahan intercept) dan slope berubah (intercept tetap), serta kombinasi
keduanya, yaitu slope dan intercept berubah.
9.4.1 Perubahan
Intercept
Misalkan inflasi adalah 10%. Misalkan tingkat bunga
aset bebas risiko riil adalah 5%. Tingkat bunga nominal dengan demikian adalah:
Tingkat bunga nominal =
tingkat bunga riil + premi
inflasi
15% =
10% + 5%
Tingkat
keuntungan aset bebas risiko adalah 15%. Misal inflasi meningkat menjadi 15%.
Tingkat keuntungan aset bebas risiko nominal berubah menjadi 15% + 5% = 20%. RF
dengan demikian berubah dari 15% menjadi 20%. Perubahan tersebut mengakibatkan
SML bergeser ke atas, karena RF yang baru lebih besar dibandingkan dengan RF
yang lama, seperti terlihat pada bagan berikut.
9.4.2 Perubahan
Slope
Misalkan kondisi ekonomi menjadi semakin memburuk,
ketidakpastian menjadi semakin tinggi. Risiko dalam situasi tersebut akan
meningkat. Premi risiko akan semakin meningkat, yang berarti slope dari garis
SML akan berubah menjadi semakin tajam. Misalkan return pasar adalah 20% dan
return aset bebas risiko adalah 10%. Premi risiko dihitung melalui slope dari
SML, yaitu:
Slope = (E(RM)
– Rf) / (βM - βRF)
Karena βM = 1 dan βRF = 0, maka
premi risiko adalah 20 – 10 = 10%. Misalkan risiko meningkat, maka premi risiko
juga meningkat.
9.5 Perbandingan
Model Indeks Tunggal dengan Model Markowitz
Bagaimana kaitan antara risiko total dengan risiko
sistematis? Menurut model indeks tunggal, risiko total merupakan penjumlahan
risiko sistematis dengan risiko tidak sistematis, seperti berikut ini.
σ i2 = ßi2
σM2 + σei2
Risiko total dihitung langsung melalui varians return
(model Markowitz). sedangkan risiko tidak sistematis dihitung melalui varians
residual dari model pasar (market model).
Berikut
ini perhitungan dengan menggunakan kerangka model indeks tunggal di muka dengan
menggunakan data return ASTRA. Varians return ASTRA dan return IHSG untuk
periode tersebut adalah 5,7342 dan 0,7697, berturut-turut. Residual dihitung
sebagai :
Residual
= Return yang sesungguhnya – Return yang diharapkan
Untuk setiap harinya, residual bisa dihitung. Kemudian
varians residual bisa dihitung, dan hasilnya adalah 5,3685.
Perbandingan antara risiko total yang dihitung
langsung dan dihitung melalui model indeks tunggal bisa dilihat berikut ini.
Varians
ASTRA yang sesungguhnya = σ 2ASTRA = 5,7342
Varians ASTRA dihitung melalui
model indeks
tunggal:
= ß2ASTRA
σM2 + σei2
= (
(0,686)2 × 0,7697) + 5,3685) =
5,73391
Selisih =
5,7342 – 5,73391 =
0,000292
Secara
umum, varians yang dihitung dengan model indeks tunggal akan berbeda dengan
varians yang dihitung secara langsung (biasanya lebih rendah, seperti terlihat
di atas). Hasil tersebut disebabkan model indeks tunggal mengasumsikan korelasi
antar aset sama dengan nol. Jika korelasi tersebut adalah positif, maka model
indeks tunggal under-predict (seperti dalam contoh di atas), sebaliknya, jika
korelasi tersebut negatif, maka model indeks tunggal akan over-predict. Tetapi
nampaknya secara umum perbedaan tersebut kecil sekali, sehingga model indeks
tunggal cukup ‘layak’ digunakan.