ANALISIS
PENGANGGARAN MODAL (ANALISIS USULAN INVESTASI)
Kegiatan
penganggaran modal mencakup dua langkah: (1) bagaimana mengestimasi aliran kas
yang dihasilkan dari investasi tersebut, dan (2) bagaimana mengevaluasi aliran
kas tersebut sehingga bisa diperoleh kesimpulan apakah usulan investasi
tersebut layak dilakukan atau tidak.
Beberapa kriteria penilaian
investasi bisa digunakan untuk mengevaluasi aliran kas. Kriteria penilaian
investasi mencakup beberapa teknik seperti accounting rate of return, payback
period, internal rate of return, net present value, dan profitability index.
6.1 Menaksir Aliran Kas
6.1.1 Beberapa Pertimbangan dalam Menaksir Aliran
Kas
Dalam
analisis keputusan investasi, ada beberapa langkah yang akan dilakukan:
1) Menaksir aliran kas dari investasi tersebut
2) Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
3) Mengevaluasi investasi tersebut dengan kriteria
investasi seperti Payback period, NPV, dan IRR
4) Mengambil keputusan, apakah investasi diterima atau
tidak.
Langkah pertama dan keempat
merupakan langkah yang paling sulit (menurut hemat penulis). Terutama,
implikasi aliran kas dari suatu investasi tentu saja sulit diidentifikasi dan
dikuantifikasikan. Dalam menaksir aliran
kas, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan:
1.
Aliran kas versus keuntungan akuntansi
Fokus dari manajemen keuangan dan analisis investasi
adalah kas, bukannya keuntungan akuntansi. Keuntungan akuntansi tidak selalu
berarti aliran kas. Sebagai contoh, penjualan sebagian barangkali merupakan
kredit, sehingga belum ada kas yang masuk. Item biaya tertentu, seperti
depresiasi, juga tidak melibatkan kas.
2.
Incremental cash flow
Aliran kas yang akan kita perhitungkan adalah aliran
kas yang muncul karena keputusan menjalankan investasi yang sedang
dipertimbangkan. Aliran kas yang tidak relevan tidak akan masuk dalam analisis.
Aliran kas yang relevan tersebut sering diberi nama sebagai incremental cash
flow. Contoh aliran kas yang tidak relevan adalah sunk cost. Sunk cost adalah
biaya yang sudah tertanam, dan sudah hilang. Keputusan menerima atau menolak
usulan investasi tidak akan dipengaruhi oleh sunk cost. Contoh sunk cost adalah
biaya fesibility study (studi kelayakan), biaya riset pemasaran. Biaya tersebut
sudah keluar pada waktu analisis investasi dilakukan.
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah item lain
yang perlu diperhatikan. Sebagai contoh, jika suatu usulan investasi dilakukan,
dan investasi tersebut akan menggunakan gudang. Gudang tersebut sebenarnya bisa
disewakan. Karena digunakan oleh proyek baru tersebut, gudang tersebut tidak bisa
disewakan. Dengan demikian sewa yang hilang tersebut harus dimasukkan sebagai
elemen biaya. Kanibalisasi produk juga merupakan item yang relevan. Jika produk
baru diluncurkan, sebagian pembeli potensial akan meninggalkan produk lama dan
beralih ke produk baru. Efek bersih dari produk baru dengan demikian tidak
setinggi semula, karena kanibalisasi (yang memangsa produk lama) harus
dikurangkan dari perhitungan semula
3.
Fokus pada aliran kas karena keputusan investasi
Dalam analisis investasi, fokus kita adalah pada
aliran kas yang dihasilkan melalui keputusan investasi. Aliran kas yang
dihasilkan dari keputusan pendanaan harus dihilangkan/dikeluarkan dari
analisis. Alasan lainnya adalah, keputusan pendanaan masuk ke dalam perhitungan
tingkat discount rate yang dipakai (WACC atau weighted average cost of
capital). Jika biaya bunga juga dimasukkan ke dalam perhitungan aliran kas
(sebagai pengurang aliran kas masuk), maka terjadi proses double counting, atau
perhitungan ganda. Kas masuk dikurangi biaya bunga, sementara kas masuk
didiskontokan dengan WACC yang memasukkan keputusan pendanaan. Dengan kata
lain, efek keputusan pendanaan hanya akan terlihat di tingkat diskonto
(discount rate), bukan pada perhitungan aliran kasnya.
Perlakuan bunga membutuhkan perhatian tersendiri,
karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Karena itu penyesuaiannya
menggunakan (1 – pajak) × bunga. Perhitungan aliran kas yang mengeluarkan efek
bunga (pendanaan) adalah:
Aliran kas = Laba bersih + depresiasi + ((1 – tingkat
pajak) × bunga)
Keputusan
pendanaan tidak dimasukkan ke perhitungan aliran kas dalam analisis investasi
dalam perhitungan aliran kas dalam analisis investasi.
6.1.2 Jenis-jenis Aliran Kas
berdasarkan Dimensi Waktu
Berdasarkan
dimensi waktu, aliran kas bisa digolongkan ke dalam tiga jenis:
1. Aliran kas awal (initial cash flow)
Aliran Kas
Awal (initial cash flow) Aliran kas awal terjadi pada awal kegiatan investasi.
Biasanya diasumsikan terjadi pada tahun ke 0 (sebelum investasi dilakukan).
Aliran kas tersebut biasanya merupakan aliran kas keluar (cash outflow),
dipakai untuk investasi pada aktiva tetap (pabrik dan aktiva tetap lainnya) dan
investasi pada modal kerja.
2. Aliran kas operasional (operational cash flow)
Jika aktiva
tetap (misal pabrik) sudah berdiri, investasi mulai menghasilkan aliran kas
masuk dari, misal, penjualan. Aliran kas operasional biasanya merupakan aliran
kas masuk, yang diperoleh setelah perusahaan beroperasi. Biaya yang
dikeluarkan, misal biaya promosi dan biaya operasional lainnya, jumlahnya lebih
kecil dibandingkan dengan kas masuk. Investasi modal kerja bisa juga dilakukan
pada tahun-tahun ini. Pada tahuntahun tertentu, ada kemungkinan perusahaan
melakukan perbaikan signifikan pada aktiva tetapnya, misal overhaul atau
pergantian mesin. Dalam situasi semacam ini, ada kemungkinan kas keluar lebih
besar dibandingkan dengan kas masuk.
3. Aliran kas terminal (terminal cash flow)
Aliran kas
terminal terjadi pada akhir proyek investasi. Biasanya ada dua item yang
terjadi pada akhir proyek: (1) Penjualan nilai residu aktiva tetap, dan (2)
modal kerja kembali. Pada akhir proyek, ada kemungkinan aktiva tetap masih
mempunyai nilai pasar. Sisa tersebut kemudian bisa dijual dan menghasilkan kas
masuk pada akhir proyek. Investasi modal kerja biasanya diasumsikan kembali
lagi pada akhir proyek pada tingkat 100%. Investasi modal kerja tidak
didepresiasi setiap tahun. Dalam situasi yang lebih realistis, investasi modal
kerja mungkin tidak kembali 100% pada akhir proyek.
6.2 Kriteria Penilaian Investasi
Ada beberapa
kriteria yang bisa dipakai untuk mengevaluasi rencana investasi.
1. Payback Period
2. Discounted Payback Period
3. Accounting Rate of Return
4. Net Present Value
5. Internal Rate of Return
6. Profitability Index.
1. Payback
Period
Payback
period ingin melihat seberapa lama investasi bisa kembali. Semakin pendek
jangka waktu kembalinya investasi, semakin baik suatu investasi. Kelemahan dari
metode payback period adalah: (1) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang, dan
(2) Tidak memperhitungkan aliran kas sesudah periode payback. Seperti yang
dibicarakan dalam bab mengenai nilai waktu uang, nilai waktu uang harus kita
perhatikan.
2. Discounted
Payback Period
Aliran
kas dipresent-valuekan sebelum dihitung payback periodnya. Metode discounted
payback period tidak bisa menghilangkan kelemahan yang kedua, yaitu tidak
memperhitungkan aliran kas diluar payback period. Model tersebut tetap tidak
memperhitungkan aliran kas sesudah periode payback (kelemahan payback periode
belum sepenuhnya diatasi).
3. Accounting
Rate of Return (AAR)
Metode
ARR menggunakan keuntungan sesudah pajak, dibagi dengan rata-rata nilai buku
investasi selama usia investasi. AAR mempunyai kelemahan yang mencolok, yang
sama dengan payback period. Pertama, AAR menggunakan ‘input’ yang salah, yaitu
laba akuntansi, bukannya aliran kas. Input yang salah akan menghasilkan output
yang salah juga (garbage in garbage out). Kedua, AAR tidak memperhitungkan
nilai waktu uang. Kemudian besarnya cut-off rate juga tidak mempunyai
justifikasi teoritis yang kuat.
4. Net Present
Value
Net present value adalah present
value aliran kas masuk dikurangi dengan present value aliran kas keluar.
Keputusan investasi adalah sebagai berikut ini.
NPV > 0 usulan investasi diterima
NPV
< 0 usulan investasi ditolak
5. Internal Rate
of Return (IRR)
IRR adalah tingkat diskonto
(discount rate) yang menyamakan present value aliran kas masuk dengan present
value aliran kas keluar. Keputusan investasi:
IRR > tingkat keuntungan yang
disyaratkan usulan investasi diterima
IRR
< tingkat keuntungan yang disyaratkan usulan investasi ditolak
6. Profitability
Index
Profitability Index (PI) adalah
present value aliran kas masuk dibagi dengan present value aliran kas keluar.
Keputusan investasi adalah sebagai berikut ini.
PI > 1 usulan investasi diterima usulan
PI < 1 usulan investasi ditolak
PI mempunyai manfaat lain, yaitu
dalam situasi keterbatasan modal (capital rationing). Dalam situasi tersebut,
PI digunakan untuk meranking usulan investasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar